Menjelang penutupan tahun fiskal, otoritas ekonomi nasional menyampaikan bahwa kinerja ekonomi domestik tetap solid meski tantangan eksternal masih tinggi.
Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan tumbuh di kisaran 5,1–5,2 % sepanjang tahun, ditopang sektor konsumsi dan ekspor.
“Investasi terus mengalir, dan itu menunjukkan resiliensi ekonomi kita,” terang Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, dalam konferensi pers di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) meminta sinergi pusat-daerah agar stimulus ekonomi segera terserap.
“Belanja daerah harus disalurkan lebih merata sepanjang tahun,” jelas Menkeu.
Sementara dari sektor global, harga komoditas utama seperti batu bara, CPO, dan nikel mengalami tekanan akibat perubahan kebijakan energi global.
Namun, defisit transaksi berjalan masih dalam batas aman.
Pelaku usaha nasional menyesuaikan strategi untuk menjaga margin.
Sistem pembayaran non-tunai terus tumbuh pesat.
Bank Indonesia memastikan inflasi berada di jalur target.
Inflasi berada dalam target nasional, sementara kurs rupiah bergerak terkendali sepanjang November.
Meski tantangan global masih ada, pemerintah tetap optimistis.
Fokus kebijakan tahun depan adalah mengembangkan infrastruktur dan SDM unggul.
Dengan dukungan masyarakat, target pertumbuhan lima persen bisa dipertahankan.